Laman

Rabu, 30 Mei 2012

Monster Under Margareth's Bed


Eve pernah tanya apakah saya takut sama monster karena mereka adalah mahluk jahat dan suka menakut-nakuti anak-anak.  Rupanya Eve sudah mulai masuk fase imajinasi, dia bisa membayangkan mahluk monster itu menyeramkan, besar, dan bisa menyakiti.

Pertanyaan Eve membuat saya punya ide cerita sebelum tidur, sekalian mengajar Eve agar tidak takut dengan monster dan teman-teman sebangsanya.
Berikut ceritanya - versi mama untuk Eve yang penasaran dengan monster  :D


Monster Under Margareth's Bed

Pada suatu hari setelah mengucapkan selamat tidur dan mencium pipi,  Margareth merengek kepada mamanya agar tidak beranjak keluar kamar. Dia hampir menangis meminta mamanya menemani dia tidur.
"Ada apa Margareth, biasanya kamu berani tidur sendiri?" tanya mama.
 "Aku takut dengan monster Ma!" jawab Margareth setengah berbisik.
Ternyata Margareth sungguh ketakutan dan berfikir ada sesuatu mahluk dibawah tempat tidurnya yang bisa menakut-nakutinya. Margareth merasa ada yang bergerak-gerak dan menggeram setiap saat dia memejamkan mata. Dan dia menduga saat dia terlelap nantinya mahluk itu akan keluar dari bawah, berdiri, dan siap menerkam tubuh kecilnya.
"Tidaaaaaak... aku takut monsteeeeeeer!!!!" jerit Margareth kalap.
Mama sampai melongo melihat anak sulungnya panik dan pucat ketakutan.
"Margareth, tenang kak.." mama berupaya membujuk Margareth supaya tidak teriak, dan mencari akal agar anaknya bisa tidur tenang malam ini dan seterusnya.
 "Baiklah kalau begitu, supaya kamu tidak takut dengan monster lagi mama akan kasih senjata ampuh yang sangat ditakuti monster itu" mama berkata sambil berbisik ditelinga Margareth.
"A..aa..apa itu Ma? Apa senjatanya?" Margareth mulai sedikit bisa tenang.
"Buka tangan kananmu" Mama meminta tangan Margaret  dan melakukan gerakan seperti memberikan benda kecil kedalam genggaman tangan Margareth.
Margareth bisa merasakan telapak tangannya disentuh sesuatu yang kecil dan hangat, dan menggemgam erat-erat. "Benda apa ini Ma, apa bisa melawan monster itu?"
"Iya, lemparkan saja benda itu tepat ke badan monster itu saat kamu berhadapan dengannya. Tapi ingat, jangan dibuka sampai kamu bertemu dengan monster. Karena saat genggamanmu terlepas maka senjata itu akan hilang" mama seperti memberikan petunjuk-petunjuk.
Margareth merasa jauh lebih tenang, dia punya senjata yang bisa melenyapkan monster tersebut jika diganggu nanti. Dan akhirnya iapun mau ditinggal tidur sendir.

Kresek kresek...krrrrk.. Grrrr.. Groaaarrrr... "Apa itu??!!" Sontak Margareth terbangun dari tidurnya dan merasa mendengar bunyi menggeram.. "Ooh tidak, ini pasti monster itu.. " Degup jantung Margaret semakin kencang seperti prajurit yang menghentak-hentakkan kakinya. Genggamanku.. tangan Margareth semakin mengepal kencang. Dari sudut kamar sekilas terlihat bayangan yang seperti merambat keluar dari kolong tempat tidur. Semakin lama semakin membesar dan memenuhi dinding kamar yang bercat hijau terang.
"Itu dia.. itu dia monsternya.. " genggaman Margareth mulai basah dan melonggar.
Margareth ingat ucapan mamanya, "Aku tidak boleh melepaskan kepalanku, aku harus siap melawan monster yang mengganggu ini" desis Margareth lirih. Ruangan kamar Margareth seolah sudah dipenuhi bayangan gelap, lampu baca yang dinyalakan disisi tempat tidur semakin redup tertutup bayangan si monster. Namun ia masih bisa menangkap gerakan monster tersebut yang mendekat dan semakin membesar siap menerkam..
picture taken from here

"Pergi kaaaauuuuu...!!!" Margaret berteriak dan melemparkan benda yang ada digenggamannya sekuat tenaga kearah badan monster. "Pergiiii dan jangan kembali lagiiiii!!!"
AAAAARRRGGG... terdengar seperti erangan panjang dan samar-samar menjadi dengkuran halus seperti suara anak kucing.. rrrrr... semakin lama menjadi menipis dan hilang sama sekali.
"Horeeee horeee.. monsternya sudah kalah dan lenyap!" Margareth menari-nari kegirangan diatas ranjangnya. Wah ternyata senjata dari mama ampuh sekali. Margaret tersadar bahwa ini sudah lewat tengah malam, dan ia harus segera tidur. Sambil memeluk gulingnya, Margareth sempat bertanya-tanya dalam hati senjata apa tadi yang ia lempar ke monster. Ah besok pagi saja aku tanya ke mama sambil kelopak matanya tertutup perlahan-lahan.

Pagi-pagi sekali Margareth sudah bangun dan semangat berlari kekamar orangtuanya. "Mama.. mama.. banguuuun!!! Aku sudah berhasil mengalahkan monster tadi malam. Ia sudah lenyap berkat senjata yang mama kasih. Hmm..mmm tapi senjatanya itu seperti apa ma?? Kenapa aku tidak melihat saat aku lempar?" Margaret bertanya bertubi-tubi kearah mamanya yang masih mengantuk.
"Ooo.. oo iya kamu hebat Kak.. tapi mama tidak memberikan senjata apapun ke kamu kok" jawab mamanya dengan muka mengantuk.
"Tapi Ma.. kemaren malam aku dikasih senjata benaran.." balas Margareth yakin.
"Kak, 'senjata' yang mama kasih itu adalah KEBERANIAN, ia tidak berwujud tapi dirasakan. Dan kamu berhasil mengusir monster itu dengan keberanian kamu kak.." mama berusaha menjelaskan.
"Haaaaa...berarti semalam aku.. Aku BERANI mengusir monster??!! Margareth setengah tidak percaya bahwa senjata yang ia rasakan semalam ternyata berupa nyalinya sendiri.
Dengan pipi berseri-seri dan mulut tersenyum ia langsung mengecup pipi mamanya dan berlari keluar dengan perasaan bangga.  Bahwa ia sekarang adalah anak pemberani yang berhasil mengusir monster dikolong tempat tidurnya dengan senjata KEBERANIAN.

Tamat.


Eve, mama senang kamu jadi Margareth yang pemberani.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar